BOLEHKAH BERDO’A DENGAN
DOA NABI ISA ALAIHISSALAM ?
Berdo’a merupakan suatu ibadah, bahkan menjadi otaknya ibadah. Kenapa do’a menjadi otaknya ibadah? Karena berdo’a jelas sekali memperlihatkan penghambaan manusia kepada Allah. Dengan berdo’a kepada Allah, maka terwujudlah: Allah tempat meminta, tempat memohon, sedang si hamba adalah makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan.
Karena suatu ibadah, maka berdo’a sangatlah dianjurkan (diperintahkan) oleh agama, walaupun do’a tidak memerlukan suatu syarat dan rukun yang ketat, seperti halnya ibadah shalat, zakat, puasa ataupun haji. Oleh karenanya berdo’a untuk kebaikan tidak dibatasi apapun.
Apakah boleh mengamalkan do’a Nabi Isa as sebagaimana tertera dalam al-Qur’an surat al-Maidah (5): 114: Allahumma rabbanaa anzil ‘alainaa maaidatan minas-samaa`i takuunu lanaa … dan seterusnya?
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاء تَكُونُ لَنَا عِيداً لِّأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِّنكَ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ ﴿١١٤﴾ قَالَ اللّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَن يَكْفُرْ بَعْدُ مِنكُمْ فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لاَّ أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِّنَ الْعَالَمِينَ ﴿١١٥﴾
“Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan Kami turunkanlah kiranya kepada Kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi Kami Yaitu orang-orang yang bersama Kami dan yang datang sesudah Kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah Kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling Utama”. Allah berfirman, “Sesungguhnya aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), Maka Sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”. (QS. Al-Maidah : 114 – 115)
Menurut penuturan dalam beberapa kitab tafsir al-Qur’an, bahwa yang meminta kepada Nabi Isa as supaya Allah menurunkan hidangan dari langit adalah orang-orang Hawariyun, melalui tokoh seniornya yaitu Syam’un. Hal itu dikarenakan oleh beberapa sebab, antara lain:
- Mereka membutuhkannya, karena kebiasaan Nabi Isa as apabila bepergian diikuti oleh ribuan pengikutnya dan mereka kebetulan kekurangan belanja untuk membeli makanan.
- Untuk menenteramkan hati mereka bahwasanya Nabi Isa as itu benar-benar utusan Allah.
- Untuk menguji apakah benar Isa as adalah Rasul Allah dan mereka meminta bukti berupa mukjizat yang kongkrit bisa dilihat oleh indera mereka.
Ibnu Katsir menyebutkan ayat ini menceritakan tentang “al-Maidah” (hidangan) dan surat ini dinisbahkan kepadanya sehingga dinamakan “Surat al-Maidah” yang merupakan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba dan rasul-Nya, Isa as tatkala Allah menjawab doanya dengan menurunkan (hidangan) tersebut. Lalu Allah menurunkan satu ayat dan mu’jizat-Nya yang luar biasa dan bukti yang kuat.
Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa kata ” تكون ” adalah sifat dari مائدة dan bukan sebagai jawaban. Al-A’masy membaca ” تكن ” sebagai jawaban, dan maknanya adalah pada hari diturunkannya yaitu “hari raya bagi orang-orang pertama kami” yaitu orang-orang pertama umat kami dan yang terakhirnya.
Ada yang mengatakan bahwa hidangan tersebut diturunkan kepada mereka pada hari ahad di pagi dan sore hari karena itu mereka menjadikan hari ahad sebagai hari rayanya.
Ada yang mengatakan bahwa asalnya (kata ‘id) dari aada ya’uudu yang berarti kembali atu a’udu dengan huruf waw lalu diganti dengan huruf yaa dikarenakan huruf sebelumnya yang berharokat kasroh, seperti miizaan, miiqoot, mii’aad. Dan hari fitri dan adha disebut ‘id dikarenakan kedua hari tersebut senantiasa berulang setiap tahunnya.
Ada yang mengatakan bahwa dinamakan ‘id karena setiap manusia kembali kepada kadar kedudukannya. Tidakkah anda menyaksikan perbedaan pakaian, peralatan dan tempat-tempat makanan mereka. Dari mereka ada orang-orang menerima tamu dan ada yang bertamu, dari mereka ada yang menyanyangi dan dari mereka ada yang disayangi.
Ada yang mengatakan bahwa dinamakan dengan ‘id karena itu adalah hari mulia sepertihalnya hari raya.. (al Jami’ Li Ahkam al Qur’an juz VI hal 367 – 368)
Pada satu kesempatan Nabi Isa sedang berkumpul bersama para pengikutnya di tempat ibadah. Mereka meminta Nabi Isa supaya menurunkan makanan dan minuman dari langit. Secara kebetulan, orang-orang yang tidak percaya dengan kenabian Isa mengetahui permintaan itu. Rupanya mereka ingin membuktikan sendiri secara kasat mata kehebatan Nabi Isa. Akhirnya mereka meminta izin ikut bergabung dengan umat Nabi Isa.
Nabi Isa berdiri, lalu melangkahkan kakinya. Ia meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya, kemudian menundukkan kepala untuk memulai bermunajat. ”Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit.” Saking khusu’nya berdoa, sampai-sampai ia menangis dan air matanya memasahi jenggotnya yang panjang.
Seketika turunlah makanan besar dari celah dua awan: satu awan di atasnya, satu awan di bawahnya. Saat itu orang-orang melihatnya penuh takjub. Nabi Isa melanjutkan doanya, “Ya Allah Tuhan kami, jadikanlah makanan ini sebagai rahmat dan jangan menjadi fitnah bagi kami.”
Makanan dari langit itu turun di hadapan Nabi Isa. Aroma dan baunya sangat harum, menggoda lidah siapa saja untuk segera menyantapnya. Nabi Isa tersungkur dalam keadaan sujud syukur yang diikuti oleh umatnya. Setelah itu mereka makan bersama. Bahkan orang-orang yang semula tidak percaya dengan Nabi Isa langsung meyakini ajaran-ajarannya. Sementara bagi pengikut Nabi Isa, mukjizat ini semakin mempertebal keimanannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dikisahkan, makanan itu tidak habis-habis, meski dimakan oleh ribuan orang.
Do’a diatas merupakan doanya Nabi Isa as. ketika ditantang oleh para pengikutnya yang menginginkan bukti konkrit atas kemukjizatan yang dimiliki oleh seorang rasul.
Bagi setiap muslim yang mendambakan dan ingin limpahan rizki dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, sudah selayaknya memperbanyak membaca doa ini dalam setiap kesempatan dan sangat dianjurkan, meskipun sepengetahuan kami Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berdo’a dengan do’a Nabi Isa as yang terdapat dalam surat al-Maidah (5): 114 tersebut, mungkin dikarenakan :
- Do’a tersebut adalah tanda kemukjizatan bagi kaum Hawariyun ketika itu, untuk menenteramkan hati mereka dalam mengikuti Nabi Isa as.
- Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki mu’jizat sendiri dan sebagai seorang Rasul beliau memiliki do’a dengan bahasa tersendiri sesuai keadaan yang dibutuhkan oleh umatnya.
- Apa yang dialami oleh Nabi Isa as tidaklah sama dengan yang dialami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga permintaan umatnya tersebut Rasul lebih memilih do’a yang lebih utama sebagaimana hadits berikut,
عن ابن عباس قال : قالت قريش للنبي – صلى الله عليه وسلم – : ادع لنا ربك أن يجعل لنا الصفا ذهبا ونؤمن بك قال : ” وتفعلون؟ ” قالوا : نعم . قال : فدعا ، فأتاه جبريل فقال : إن ربك يقرأ عليك السلام ، ويقول لك : إن شئت أصبح لهم الصفا ذهبا ، فمن كفر منهم بعد ذلك عذبته عذابا لا أعذبه أحدا من العالمين ، وإن شئت فتحت لهم باب التوبة والرحمة . قال : ” بل باب التوبة والرحمة ” . [ ص: 232]
ثم رواه أحمد وابن مردويه والحاكم في مستدركه ، من حديث سفيان الثوري ، به
Dari Ibu Abbas ra berkata, ‘Kaum Quraisy berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Mintakanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar menjadikan bukit Shafa menjadi emas dan kami akan beriman kepadamu.” Rasul menjawab, “Kalian akan melakukannya? (beriman kepadaku?)” Mereka menjawab, “Ya benar (kami akan beriman)” Maka Nabi berdo’a kemudian datanglah Malaikat Jibril as kepadanya dan berkata, “Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam kepadamu dan mengatakan “Jika engkau menghendaki dengan seketika Shafa menjadi emas buat mereka, maka barangsiapa diantara mereka yang ingkar (janji keimanannya) setelah itu, Aku (Allah) akan mengadzabnya dengan adzab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di muka bumi ini. Dan jika engkau menghendaki akan Aku buka bagi mereka pintu taubat dan pintu rahmat (kasih sayang).” Nabi menjawab, “Bahkan (lebih baik dibukakan) pintu taubat dan pintu rahmat.” [Tafsir Ibnu Katsir hal. 232]
(HR. Ahmad, Ibnu Mardawih dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari hadits Sufyan Ats-Tsauri)
Kesimpulannya, tidak ada larangan berdo’a dengan do’a-do’a para Rasul yang ada dalam al-Qur’an bahkan sebaliknya berdo’a dengan do’a yang ada didalam al-Qur’an itu sangat dianjurkan, karena ayat-ayat al-Qur’an diperuntukkan untuk diimani dan dilaksanakan ajarannya. Do’a adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmannya:
ﺃﺩﻋﻮﻧﻰ ﺍﺳﺘﺠﺐ ﻟﻜﻢ
“berdoalah kamu kepadaku,niscaya kuperkenankan permintaan kamu itu” (Al-Mu’min : 60).
Tuhan berjanji akan menerima do’a hambanya, akan tetapi Ia tidak menetapkan waktu penerimaannya itu.
ﻭ ﺇﺫﺍ ﺳﺄﻟﻚ ﻋﺒﺎﺩﻯ ﻋﻨﻲ ﻓﺈﻧﻰ ﻗﺮﻳﺐ ﺃﺟﻴﺐ ﺩﻋﻮﺍﺓ ﺍﻟﺪﺍﻉ ﺇﺫﺍ ﺩﻋﺎﻥ
“Dan apabila hambaku bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tntg aku maka katakanlah kpd mereka bahwa aku adlh dekat kepadanya & aku memperkenankan do’a orang yg berdo’a kepadaku (Al-Baqarah : 186 ).
Dalam ayat ini selain Tuhan menyuruh supaya sekalian orang berdo’a kepadanya, juga Ia menerangkan bahwa Tuhan itu dekat kpd mereka, dengan arti selalu mendengar do’a mereka & selalu akan memperkenankan sekalian do’a itu.
Berikut diantara do’a-do’a para Rasul yang termaktub didalam kitab suci AL-Qur’an dan Al-Hadist:
Doa – doa Nabi Ibrahim
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami) sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 128-129)
Menurut riwayat Al-Baghawy, bahwa Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As membaca do’a ini dikala membina Ka’bah.
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
”Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah do’aku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS. Ibrahim : 40 – 41)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Ibrahim As mengucapkan do’a ini sesudah beliau (telah) memperoleh anak Ismail dan Ishaq.
رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ
”(Ibrahim berdo’a): Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukanlah aku kedalam golongan orang-orang yang shaleh. Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai Syorga yang penuh kenikmatan.” (QS. Asy-Syu’ara : 83-85).
Dan menurut keterangan ahli tafsir do’a inilah yang selalu diucapkan oleh Nabi Ibrahim As.
”Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku (seorang anak) dari anak-anak yang shaleh.”
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Ibrahim memohon dengan do’a ini sebelum memperoleh anaknya Ismail.
رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَٱغْفِرْ لَنَا رَبَّنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
”Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Tuhan kami janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mumtahanah :4-5)
Menurut keterangan ahli tafsir Nabi Ibrahim As dan pengikut – pengikutnya selalu berdo’a dengan do’a ini.
Do’a – Do’a Nabi Nuh :
قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakekatnya). Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Hud : 47)
Menurut Al-Qur’an sendiri, do’a inilah yang diucapkan oleh Nabi Nuh As sesudah ditolak Allah, karena memohon dilepaskan anaknya (Kan’an) yang kafir dan yang tenggelam.
”Ya Tuhanku tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.”
Menurut ahli tafsir, do’a inilah yang diucapkan Nabi Nuh As sesudah diselamatkan Allah dari bahaya taufan.
رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا
”Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk kerumahku dengan beriman dan semua orang beriman yang laki-laki dan yang perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dzalim itu selain binasaan.” (QS. Nuh :28)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Nuh As dikala hendak meminta dibinasakan kaumnya lantaran ingkar, beliau memohon dengan do’a ini untuk diselamatkan beserta pengikut-pengikutnya.
Do’a Nabi Zakaria
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
”Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a.” (QS. AL-Imron :38)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Zakaria setelah masuk kedalam mihrabnya dan menguncikan segala pintu, memohon kepada Allah supaya diberikan kepadanya seorang anak yang diterangkan dalam Al-Qur’an dengan do’a ini.
وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ
”Ya Tuhanku, Janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkau lah waris yang paling baik.” (QS. Al-Anbiya : 89)
Menurut keterangan ahli tafsir, do’a inilah yang diucapkan Nabi Zakaria As ketika beliau belum memperoleh anak.
Do’a-do’a Nabi Musa
قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى
”Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku.” (QS
Thaahaa : 25)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Musa As dikala merasa takut menghadapi Fir’aun memohon kepada Allah dengan do’a ini.
قَالَ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى فَغَفَرَ لَهُۥٓ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” (QS. Qashas : 16)
Menurut keterangan ahli tafsir, do’a ini yang diucapkan oleh Nabi Musa As setelah membunuh orang Kurby.
وَٱحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِى
”Wahai Tuhan kami, lepaskanlah aku dari kaum yang dzalim.” (QS Thaahaa : 27)
Do’a inilah yang diucapkan Nabi Musa As ketika meninggalkan Mesir dan menuju ke Mad-yan.
رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ ….
”Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. AL-Qashash :24)
Do’a inilah yang diucapkan Nabi Musa As ketika sampai di Mad-yan dan menderita kelaparan.
قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِأَخِى وَأَدْخِلْنَا فِى رَحْمَتِكَ ۖ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukanlah kami kedalam Rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang.” (QS. Al-A’raaf : 151)
أَنتَ وَلِيُّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا ۖ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْغَٰفِرِينَ أَنتَ وَلِيُّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا ۖ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْغَٰفِرِينَ
”Engkaulah yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami Rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan didunia ini dan akherat. Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau.” (QS. AL-A’raaf :155-156)
Do’a Nabi Isa :
قَالَ عِيسَى ٱبْنُ مَرْيَمَ ٱللَّهُمَّ رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةً مِّنكَ ۖ وَٱرْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
”Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu kehidupan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, beri rezeki kami dan Engkaulah Pemberi rezeki yang paling utama.” (QS. AL-Maaidah :114)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Isa As sesudah bersembahyang dua rakaat, kemudian menundukkan kepalanya sambil berdo’a dengan do’a ini serta sambil menangis.
Do’a Nabi Syu’aib :
رَبَّنَا ٱفْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِٱلْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْفَٰتِحِينَ …
”Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan yang hak (adil) dan Engkaulan Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-A’raf : 89)
Menurut ahli tafsir, Nabi Syu’aib setelah putus asa mengajak beriman kaumnya beliau berdo’a dengan do’a ini.
Do’a Nabi Adam :
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
”Ya Tuhan kami, kami telah dzalimkan diri kami sendiri, Jika Engkau tidak mengampuni kami dan Engkau rahmatkan kami, tentulah kami menjadi orang yang rugi.” (Al A’raf : 23)
Menurut keterangan AL-Qur’an sendiri do’a inilah yang diucapkan Nabi Adam dan Hawa sesudah beliau dikeluarkan dari Syorga dan diusir oleh Tuhan kedunia, dengan memohon ampun terhadap dosanya dengan do’a ini.
Do’a Nabi Ayyub :
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
”Ya Tuhanku, bahwasanya aku telah ditimpa bencana, dan Engkaulah Tuhan yang paling rahim dari segala yang rahim (Penyanyang.” (Al Anbiyaa : 83)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Ayyub As dikala mendapat cobaan dari Allah lalu berdo’a dengan do’a ini.
Do’a Nabi Sulaiman :
رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ ..
”Ya Tuhanku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh.” (QS. An-Naml : 19)
Menurut keterangan ahli tafsir, do’a inilah yang diucapkan Nabi Sulaiman As, sesudah memperoleh kerajaan yang besar dari Allah SWT.
Do’a – Do’a Nabi Luth :
رَبِّ نَجِّنِى وَأَهْلِى مِمَّا يَعْمَلُونَ
(Luth berdo’a) : “Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” (QS. Asy-Syu’araa :169)
Menurut keterangan ahli tafsir, do’a inilah yang diucapkan Luth untuk memohon supaya beliau dan keluarganya dipelihara Allah dari tindakan kaumnya yang buruk itu. “Tuhanku, tolonglah aku terhadap kaum yang berbuat kerusakan.”
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Luth berdo’a dengan do’a ini sesudah kaumnya meminta supaya mereka beri bencana oleh Allah sekiranya kalau Luth benar-benar seorang Nabi.
Do’a Nabi Yusuf :
رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ
Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf :101)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi Yusuf memohon kepada Allah dengan do’a ini dikala beliau dijadikan wazir Negara Mesir.
Do’a Nabi Yunuf :
وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
”Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Anbiya :87)
Menurut keterangan ahli tafsir, inilah tasbih yang diucapkan Nabi Yunus dikala beliau ditelan ikan.
Do’a – Do’a Nabi Muhammad :
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
”Wahai Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan periharalah kami dari adzab neraka.” (QS Al Baqarah : 201)
Menurut riwayat Al-Baghawy dari Anas ra, do’a inilah yang selalu diucapkan Nabi Muhammad (lihat tafsir Al-Baghawy I :158)
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
”Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (QS. Al-Baqarah : 286)
Menurut riwayat Al-Baihaqy, Nabi Muhammad bersabda : ”Dua ayat dari akhir AL-Baqarah, apabila seseorang membacanya dimalam hari, maka terpeliharalah ia dari segala bencana.”
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
”Ya Allah, Janganlah Engkau palingkan hati kami setelah menerima petunjuk Engkau, dan berilah kami akan Rahmat dari Engkau. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang banyak pemberiannya.” (QS. Al-Imran : 8)
Menurut riwayat AL-Baghawy, Nabi bersabda : ”Segala jiwa manusia terletak antara dua tangan Tuhan, Tuhan memerengkan dan Tuhan melempangkannya. Karena itu Nabi berdo’a selalu mengucapkan : Allahumma ya muqallibal qulubi tsabit qulubana ’ala diinika.
رَبَّنَآ إِنَّكَ جَامِعُ ٱلنَّاسِ لِيَوْمٍ لَّا رَيْبَ فِيهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ
”Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan) pada hari yang tak ada keraguan padanya.” Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Al-Imran : 9)
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
”Katakanlah : Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau Cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam kesiang dan Engkau masukkan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisap. (QS. Ali Imran : 26-27)
Menurut riwayat Al-Baghawy bahwa Rasulullah SAW bersabda : Fatihatul Kitab dan dua ayat dari Al – Imron yaitu dari ayat 26-27 bila dibaca dibelakang shalat, niscaya Tuhan menjanjikan Syorga untuknya.
وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَٱجْعَل لِّى مِن لَّدُنكَ سُلْطَٰنًا نَّصِيرًا
”Ya Tuhanku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS. Al-Israa : 80)
Menurut keterangan ahli tafsir, Nabi SAW berdo’a dengan do’a ini memohon kepada Allah supaya beliau dapat mengalahkan musuh-musuhnya sesudah berkediaman di Madinah.
فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِٱلْقُرْءَانِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰٓ إِلَيْكَ وَحْيُهُۥ ۖ وَقُل رَّبِّ زِدْنِى عِلْمًا
”Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan“
Menurut keterangan ahli tafsir, do’a inilah yang diucapkan Nabi untuk memperoleh faham yang luas dalam memahamkan ayat-ayat Allah.
قَٰلَ رَبِّ ٱحْكُم بِٱلْحَقِّ ۗ وَرَبُّنَا ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
”Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan.” (QS. Al-Anbiyaa : 112)
Menurut keterangan ahli tafsir, do’a inilah yang diucapkan Nabi Muhammad sebelum beliau memperoleh kemenangan perang Badar. (Al-Khazim 4 : 264)
رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
”Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada diantara orang-orang yang dzalim.” (QS. Al_Mukminun : 94)
Menurut keterangan ahli tafsir do’a inilah yang diucapkan Nabi Muhammad supaya dipelihara Allah dari bencana yang mungkin menimpa kaum yang dzalim.
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ
”Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari bisikan – bisikan syaithan. Dan Aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku dari kedatangan mereka kepadaku.” (QS. Al-Mukminun : 97-98)
Menurut keterangan ahli tafsir inilah salah satu do’a yang diperintahkan supaya Nabi membacanya : Karena do’a ini sering sekali meminta perlindungan dengan membaca do’a ini, yang tersebut dalam Iftitah shalat. (Lihat Al-Khazim, 5 : 36) Wallahu a’lam bis-Shawab
https://abuolifa.wordpress.com/2014/09/24/bolehkah-berdoa-dengan-doa-nabi-isa-alaihissalam/
No comments:
Post a Comment