Sunday, April 24, 2016

Perbedaan Aswaja Dan Wahabi

PERBEDAAAN ASWAJA VS WAHABI SALAFI
wahabi-dan-aswaja
Penulis dan analisis Oleh : Von Edison Alouisci
Mungkin org org yang awam tidak begitu menyadari perbedaan besar antara akidah yang dijalani Ahlusunnah wal jamaah dengan Akidah Ala wahabi. Sehingga sebagian diantarnya ada yang berhujah dengan keduanya karna tidak bisa membedakannya dan akibatnya..terjadi kerancuan bahkan menimbulkan kesalah pahaman yang makin besar.org org semacam ini..hanya mengikuti saja pendapat sebagian org tanpa berfikir jauh jika ada hal yang salah dalam pemahamnnya.
Lucunya lagi ada yang mengaku Ahlusunnah wal jama`ah..namun apa yang ia sampaikan..justru paham paham wahabi. Ada pula wahabi wahabian..alias pengikut taglid yang sebenarnya tidak byk paham akidah wahabi namun kemudian malah apa yang ia utarakan..justru paham paham Ahlususnnah wal jama`ah…yang dia anggap itu ajaran wahabi.dan celakanya lagi ia ngotot mempertahankannya dgn mengatakan “ Inilah akidah wahabi yang benar.
Untuk memahami apa sebenarnya yang menjadi pokok persoalan antara ahlusunnah wal jam`ah dgn wahabi,berikut ini penulis mencoba menjelaskan sebagian dari permasalahan itu Tulisan ini hanya beberapa contoh saja yang diambil dari kajian penulis yang baru sampai
ke 72 bahasan perbedaan dan itu akan terus bertambah. jadi, akan terasa panjang.. jika dimuat semuanya. InsyaAllah akan di jadikan PDF jika ada kesempatan dan sudah cukup
lengkap.
1 Persoalan : Maha Suci Allah daripada bersifat duduk atau bersemayam
Pendapat Aswaja : Menganggap atau mengatakan bahwa Allah duduk atau bersemayam di atas arasy atau di atas kursi Adalah suatu hal yang keliru karna yang demikian itu adalah sifat makhluk Allah bukan sipat Allah.
DALILNYA : Firman Allah Ta’ala: “Dia(Allah) tidak menyerupai sesuatu pun daripada
makhlukNya,baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”(Asyura ayat:11)
pendapat Wahabi : Wahabi menyamakan Allah dengan manusia dan juga binatang.Mereka
berkata:“Allah duduk di atas kursi”
RUJUKANNYA : lihat Kitab mereka: Fathul Majid,Karangan Abdul Rahman bin Hasan bin
Mohd bin Abdul wahab,m/s:356,Cetakan Darul Salam,Riyadh. (Arab saudi)
2. Persoalan : Maha suci Allah daripada anggota dan jisim
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak sama dengan makhlukNya, Dia tidak mempunyai
anggota dan jisim sebagaimana Yang dimiliki oleh makhluk.
DALILNYA :. Firman Allah Ta’ala:_ سيل هلثمك ىش
Maksudnya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidakada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.(Asyura ayat:11)
Pendapat Wahabi : Ibnu Baz berkata: “penafian jisim dan anggota bagi Allah adalah suatu yang dicela”
Rujukannya : lihat Kitabnya : Tanbihat Fi Rod Ala Man Taawwal Sifat,m/s: 19, karangan Ibnu
Baz, terbitan :Riasah Ammah lilifta’Riyadh. (Arab saudi)
3.Persoalan : Maha suci Allah dari tempat
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala wujud tanpa tempat, karena Dia yang menjadikan tempat yang mempunyai batasan batasan,kadar tertentu dan bentuk sedangkan Allah tidak bisa disifatkan sedemikian.
Dalilnya : Sabda Nabi: “Allah wujud pada azal(adaNya tanpa permulaan),dan belum wujud sesuatu selainNya”H.R al-Bukhari,isnad sahih
Pendapat Wahabi : Ibnu Baz mengatakan bahwa zat Allah Ta‟ala itu di atas arasy
salah satu rujukannya : Lihat Majalah Haji, Nomor 49, juzuk 11 tahun 1415 hijrah,m/s :73 –
74 Makkah. (Arab saudi)
4. Persoalan : tentang Abu jahal dan Abu lahab
Pendapat Aswaja : Abu jahal dan Abu lahab bukanlah dari kalangan orang Islam sebagaimana di jelaskan dalam Alquranul kariim dan tidak bisa terbantahkan kekuatan firman Allah.
Dalilnya : Firman Allah Ta’ala mengenai Abu lahab:Maksudnya: kelak dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.(Almasad ayat: 3
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan bahwa Abu jahal lebih mulia dan mengamalkan serta peng-ESA-an tauhid mereka kepada Allah daripada orang Islam umumnya yang mengucap dua kalimah syahadah. ( yang dimaksudkan dengan orang Islam di sini ialah mereka yang bertawassul dengan wali-wali dan para solihin dimana pengertian tawasul menurut wahabi seperti menyembah berhala,Batu,org mati atau sejenisnya )
Rujukan mereka : Lihat Kitab mereka: Kaifa Nafham Attauhid,Karangan Mohd Basmir,m/s:
16 Riyadh. (Arab saudi)
5.Persoalan : tentang Ulama Asya’irah dan Maturidiah
Pendapat Aswaja : Pengikut Asya’irah dan Maturidiah adalah golongan (Ahlus Sunnah wal jama’ah)
Rujukannya : Al hafiz Murtadha Azzabidi.berkata:“ jika disebut Ahlus sunnah wal- jamaah
yang dimaksudkannya ialah Asyairah dan Maturidiah kitab: Ithaf sadatil Muttaqin
Pendapat Wahabi : Sholeh bin Fauzan (wahabi) berkata:“pengikut Asya’irah dan Maturidi
tidak layak digelar sebagai Ahlussunnah wal jamaah
Rujukannya : Kitabnya: Min Masyahir Almujaddidin Fil Islam,m/s: 32, terbitan:Riasah
„Ammah lilifta‟Riyadh. (Arab saudi)
6.persoalan : Nabi Adam
Pendapat Aswaja : Ijma’ ulama mengatakan bahawa Adam adalah nabi
Dalilnya :”dari Abi umamah, seorang lelaki bertanya nabi: “wahai
rasulullah adakah Adam itu seorang nabi”? Beliau menjawap: “ya, diturunkan wahyu
kepadanya”H.R Ibnu Hibban.
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan bahwa Adam bukanlah nabi ataupun rasul
Rujukannya : kitab mereka: Al-iman Bil Anbiya‟ Jumlatan,Karangan: Abdullah bin
Zaid,cetakan Maktabah Islami, Beirut.
7.Persoalan : Pengikut pengikut Imam Asy’ari
Pendapat Aswaja : Pengikut-pengikut Imam Asy’ari adalah golongan umat Islam dalilnya : Ahlus Sunnah wal Jama’’ah di kalangan umat Islam di seluruh dunia adalah golongan asy’ari dan maturidi dan tidak dkatakan Islam jika mereka tidak mengucapkan dua kalimah shahadat sebagi tanda keislaman.sedangkan perkara kadar keIman mereka hanya Allah yang memutuskan.
Pendapat Wahabi : Wahabi berdusta dengan mengatakan bahawa kebanyakan Ahlus Sunnah
mengkafirkan pengikut asya‟irah.
Rujukannya: Kitab mereka: Fathul Majid,Karangan: Abdul Rahman m/s 353 Terbitan maktabah Darul Salam, Riyadh. (Arab saudi)
8.Persoalan : Bersholawat atas Nabi
Pendapat Aswaja : Boleh melafazkan selawat atas Rasulullah.dan hal lain yang perlu diketahui, tidak sempurna Sholat seorang hamba Allah tanpa sholawat dan salam ketika duduk tahyat awal/akhir dan ketika mengakhiri sholat.
Dalilnya : Lafaz selawat ini tidak terbantahkan dengan penjelasan Al-quran dan hadist
Pendapat wahabi : Ibnu Baz berkata: “lafaz selawat itu adalah syirik”
Rujukan mereka : lihat Kitab mereka: Kaifa Ihtadaitu Ila Tauhid,Karangan: Mohd Jamil
Zainu, m/s: 83 dan 89,Terbitan:Darul Fatah
9. Api neraka dan orang orang yang sunguh kafir.
Pendapat Aswaja : Api neraka tidak akan fana’ ( binasa), dan azab siksaan terhadap orang- orang kafir akan berkekalan selama lamanya
Dalilnya : Firman Allah:
“Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala,mereka kekal di dalamnya selamalamanya,mereka tidak memperolehi perlindungan maupun penolong”.(al Ahzab ayat: 65)
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan bahwa api neraka itu akan binasa dan orang-orang kafir itu tidak diazab selama-lamanya.
Rujukannya : Kitab mereka Qaulul Mukhtar Li Fanainnar,Karangan: Abdul karim alhamid,m/s : 8, (Arab saudi)
10.Persoalan : Allah Ta’ala tidak sama dengan sesuatu yang baru
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak menyerupai manusia kerana Dia pencipta mereka, dan pencipta itu tidak menyamai apa yang diciptakan ( makhluk), Dia bukanlah zat yang bergambar, berbentuk dan tidak mempunyai kadar yang tertentu.
Dalilnya : Firman Allah :_ سيل هلثمك ىش
Maksudnya: “Dia (Allah)tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi mahupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.(Asyura
ayat:11)
Pendapat Wahabi : Wahabi mendakwa bahwa Allah mencipta manusia sama dengan rupa
bentukNya.
Rujukannya : lihat asli Kitab mereka: „Aqidah Ahlul Iman Fi Khalq Adam Ala Suratir
Rahman,Karangan: Mahmud Al Tuwaijiri,m/s: 76(Arab saudi) (kitab ini dipuji oleh Ibnu baz)
11. Persoalan : Lafaz Laila Ha illallah
Pendapat Aswaja : Berzikir dengan lafaz ini sebanyak byknya adalah diharuskan karna tercantum dalam printahNya.
Dalilnya : “Wahai orangorang yang beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir
yang sebanyak banyaknya”. (al Ahzab ayat: 41)
Pendapat: Wahabi berkata:“ini adalah bid’ah dari golongan yang jahil yang keluar daripada landasan syariat kepada zikir yang mensyirikan Allah”
Dalilnya : Kitab mereka Halaqat Mamnu‟ah,Karangan: Husam „Aqod, m/s: 25,terbitan Darul
Sahabah, Tonto.
12. Persoalan : Tarikat – tarikat sufi
Pendapat Aswaja : Tarikat-tarikat sufi adalah benar kecuali yang menyeleweng dari Al quran dan Sunnah
Dalilnya : Nabi bersabda:: “Barangsiapa yang mengadakan dalam Islam perkara yang baik baginya pahala dan pahala bagi mereka yang beramal dengannya”H.R Muslim isnad sahih
Pendapat Wahabi : Wahabi berkata: “perangilah golongan sufi sebelum kamu memerangi
yahudi,sesungguhnya sufi itu adalah roh yahudi.
Rujukannya : Kitab mereka:Majmu‟ul Mufid Min‟ Aqidatit Tauhid, m/s:102, Maktabah Darul
Fikr, Riyadh(Arab saudi)
13.persoalan : Makna istiwa’
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak disifatkan duduk di atas arasy
dalilnya : Setiap yang bersifat duduk di atas sesuatu itu sama sipat makhlukNya baik lebih besar atau kecil dari, semua itu adalah sifat-sifat jisim yang mempunyai kadar yang tertentu, sedangkan Allah Ta‟ala maha suci dari perkara-Perkara tersebut. Dan tiadk mungkin sama dgn MakhlukNya . Allah berfirman “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun dari makhlukNya baik dari satu segi maupun dari semua segi, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupaiNya”.(Asyura ayat:11)
Imam al-Syafi„iyy rahimahullah yang wafat pada 204 Hijriyyah pernah berkata:
“Dalil bahawa Allah wujud tanpa tempat adalah Allah Ta‟ala telah wujud dan tempat
pula belum wujud, kemudian Allah mencipta tempat dan Allah tetap pada sifat-Nya yang azali sebelum terciptanya tempat, maka tidak harus berlaku perubahan pada zat-Nya
dan begitu juga tiada pertukaran pada sifat-Nya.”Kenyataan Imam al-Syafi„iyy ini
dinyatakan oleh Imam al-Hafiz Murtadha al-Zubaydiyy di dalam kitab beliau berjudul Ithaf al-Sadah al-Muttaqin ( لامتقين لاسادة إتحاف ), juzuk kedua, mukasurat 36, cetakan Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah.
Pendapat Wahabi : Wahabi beriktikad bahwa Allah Ta‟ala duduk di atas arasy.
Rujukan mereka : Kitab mereka:Nazarot Wa Ta‟aqubat Ala Ma Fi kitab Assalafiah,Karangan:
Soleh Fauzan, m/s: 40 Darul Watan Riyadh.
14.Persoalan : Al Kursi
Pendapat Aswaja : Al Kursi adalah jisim yang besar berada di atas arasy, dicipta oleh Allah tanpa berhajat kepadanya
dalilnya : “Dan kursi milik Allah itu seluas langit dan bumi”
Pendapat Wahabi : Kata Usaimin (wahabi): “Al Kursi itu adalah tempat letak kedua kaki
Allah”.
dalilnya Kitabnya: Tafsir Ayat, Kursi,m/s: 19, Maktabah Ibnu Jauzi. (Arab saudi)
15. Persoalan : tentang Alam
Pendapat Aswaja : Alam itu jenisnya dan afradnya (benda-benda yang terdiri daripadanya)semua itu adalah ciptaan Allah
dalilnya : Firman Allah:_ لله قلاخ لك ىش _
Maknannya: “ Allah pencipta segala sesuatu”.(Azzumar ayat: 62)
Pendapat Wahabi : sama dengan tanggapan ahli falsafah yang mengatakan bahawa jenis alam itu adalah azali (tidak ada permulaan). Anggapan mereka ini memberi arti bahwa sebelum kewujudan makhluk ini ada makhluk dan sebelumnya ada makhluk yang lain dan begitulah seterusnya tanpa permulaan.
dalilnya : Kitab: Syarah Attohawiah,Karangan: Ibnu Abil Iz,m/s132, Maktabah Islami,Beirut
(kitab ini dipuji oleh Ibnu Baz)
16.Persoalan : Bertawasul dengan kemulian nabi
Pendapat Aswaja : Orang Islam dibolehkan berdoa dengan doa ini: “Ya Allah
dengankemulianا nabi Muhammad sembuhkanlah penyakitku”
dalilnya : Hadis doa keluar masjid: : “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan berkat kebenaran orang-orang yang meminta kepada Mu”H.R Ibnu Majah
pendapat wahabi : Soleh bin Fauzan dan selainnya dari golongan wahabi mengatakan bahawa tidak boleh betawasul dengan kemulian nabi.
Dalilnya : Kitabnya: Attauhid,m/s: 70,Riyadh. (Arab saudi)
17. Persoalan : pernikahan
Pendapat Aswaja : Perempuan muslimah boleh Menikah dengan lelaki muslim walaupun lalai dalam Sholat.
Dalilnya : Tidak menjadi kafir mereka yang meninggalkan sembahyang berjemaah (selagi mereka tidakmengatakan sembahyang itu tidak wajib), dan mereka boleh tetap menikah
dengan sesama mereka sesama muslim.
Pendapat Wahabi : Ibnu Baz berkata:”tidak boleh menikah dgn mereka yang meninggalkan sembahyang berjema’ah”
dalilnya : Kitab: Fatawal Mar‟ah,m/s: 103,Darul Watan, Riyadh. (Arab saudi)
18. Persoalan : Melafazkan bismillah ketika makan..
Pendapat Aswja : tidak ada larangan mengucapkan bismillah ketika mulai makan atau memulai suatu pekerjaan.
dalilnya : tidak ada satupun hadist yang menghramkan hal demikian
Pendapat Wahabi : membaca dengan sempurna bismillahi rokhmanirokhim.. adalah salah dan adalh bida‟h yang dicela dan harus dicegah.
Dalilnya : Kitab mereka:Akhto Syaiah,Karangan Mohd Zaino,m/s: 68 (Arab saudi)
19. Persoalan : Mentakwil ayatayat mutasyabihah nnas-nas Al quran yang tidak diketahui maknanya atau mengandungi lebih dari satu makna
tetapi perlu dilihat makna yang sesuai dengan ayat tersebut)
Pendapat Aswja : Boleh mentakwilkan ayat-ayat Al quran dan hadis-hadis Nabi yang berbentuk mutasyabihat selagi takwil tersebut tidak menyimpang dengan Al Quran dan bahasa quran itu sendiri.
Dalilnya : Ya Allah alimkanlah dia hikmah dan takwil Al quran”H.R Ibnu Majah.(Sebahagian ulama salaf termasuk Ibnu Abbas mentakwil ayat-ayat mutasyabihah)
Pendapat Wahabi : Wahabi menyifatkan Ahlus Sunnah sebagai golongan kafir karena mentakwil ayat-ayat mutasyabihah
dalilnya : Kitab:Qawaidul Mithly,Karangan Usaimin,m/s : 45, Riyadh (Arab saudi)
20 Persoalan : Gerak Allah
pendapat Aswaja : Allah Ta’ala tidak disifatkan dengan bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.aswaja tidak boleh menduga duga hal demikian.
dalilnya : telah bersepakat para ulama non wahabi bahwa pergerakan itu adalah dari sifat
makhlukNya.
Pendapat wahabi : Wahabi mengatakan bahawa Allah bergerak. bergerak dari sudut atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Dalilnya : Kitab mereka: Fatawa Aqidah,Karangan Usaimin,m/s: 742. (Arab saudi)
21.Persoalan : Menziarahi kubur Nabi dan kubur muslimin bagi wanita
Pendapat Aswaja : tidak ada larangan bagi wanita menziarahi kubur nabi dan kubur orang –
orang Islam
Dalilnya : Saidatuna Aisyah bertanya kepada Rasulullah: “Apakah yang perlu dia
(Aisyah)katakan ketika menziarahi
kubur”, maka Rasulullah menjawab: “katakanlah نيملسم نينمؤمل _ م _ ايدل _ له .. ىلع ..
لاسل _H.R Muslim
Pendapat wahabi : Usaimin ( wahabi) berkata:“perbuatan menziarahi kubur bagi perempuan
itu adalah haram,dosa besar dan kafir walaupun menziarahi kubur nabi”
Dalilnya : Lihat kitab:Fatwa Muhimmah,m/s: 149-150, cetakan Riyadh. (Arab saudi)
22.Allah Ta’ala tidak diliputi oleh enam arah penjuru (atas,bawah,kiri kanan,depan dan
belakang)
Pendapat Aswaja : Allah Ta’ala ada tanpa diliputi oleh arah penjuru, adaNya tanpa
bertempat tidak di arasy dan tidak dilangit
Dalilnya :Rasulullah bersabda “Engkau al zohir (setiap sesuatu menunjukan akan wujudNya), tidak ada sesuatu di atasMu, dan engkau Al Batin ( yang tidak dapat dibayangkan),tidak ada sesuatu dibawahMu”.H.R Muslim.Jadi jikalau tidak ada sesuatu di atasNya dan di bawahNya berarti Allah tidak berada di tempat.
Imam yang terkenal dengan karangan kitab aqidah beliau berjudul „Aqidah al-Tahawiyyah ( لاطحاوية عقيدة ) bernama Imam al-Hafiz Abu Ja„far al-Tahawiyy wafat pada 321 Hijriyyah (merupakan ulama Salaf) telah menyatakan dalam kitab beliau tersebut pada halaman 15, cetakan Dar al-Yaqin yang bermaksud:
“Allah tidak berada (tidak diliputi) pada enam penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang) seperti sekalian makhluk.”.
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan bahwa zat Allah berada di atas arasy
Dalilnya : Kitab mereka:Fatawa Aqidah,Karangan Usaimin,m/s: 75.Ryad. (Arab saudi)
23 Jenggot laki laki
Pendapat Aswaja : Memendekkan janggut yang panjang agar kelihatan rapi adalah dibolehkan.
dalilnya : Ibnu Omar (sahabat Nabi) pernah suatu ketika dia menggenggamkan janggutnya dan memotong janggut yang melebihi genggamannya itu.Riwayat: Abu Daud
Pendapat Wahabi : Wahabi mengatakan bahwa haram memotong janggut walaupun sedikit pada semua keadaan,sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu pemimpin mereka mereka Ibnu Baz.
dalilnya : lihat Kitabnya:Tahqiq Wal Idhoh Likasir Min Masail Alhaj Wal Umrah wazziarah,m/s: 16. (Arab saudi)
24. Meletakkan pelepah tamar di atas kubur
Pendapat Aswaja : Meletakan pelepah tamar atas kubur orang Islam adalah dibolehkan Dalilnya : Dalam riwayat Bukhari terdapat hadis yang menceritakan bahawa pernah satu ketika nabi lalu di tepi dua kubur, kemudian
mengambil pelepah tamar lalu mematahkannya dan meletakkan setiap pelepah ke atas dua kubur itu lalu bersabda:هل ففخي امهنع – عل
“mudah-mudahan diringankan azab mereka” H.R Bukhari isnad sahih(wahabi menghukum kafir Bukhari maka hadis ini di anggap Dlaif oleh Muhammad bin Abdul wahab pendiri
wahabi)
Pendapat wahabi : Ibnu Baz berkata:”meletakan pelepah tamar di atas kubur bukanlah suatu perkara yang disyariatkan”
dalilnya : Lihat ktab aslinya “ Ta’liq Ibnu Baz dalam kitab Fathul Bari,Darul Ma‟rifah, Beirut
25.persoalan : Madzab
Pendapat Aswaja : 4 madzab adalah generasi penerus akidah Ulama Salaf sebagaimana penjelasn sunnah Rasullullah yang menjadi pembimbing umat islam kearah yang benar menurut sunnah Rasulullah.dan bukan syirik
dalil : ijma kebanyakan ulama sepakat
Pendapat wahabi : “Mengikut mana-mana mazhab adalah syirik.”
Dalilnya : kitabnya al-Din al-Khalis ( لاخلاص لادين ), juzuk 1, halaman 140 dan 160, cetakan
Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah.
26.Persoalan.Siti hawa Istri nabi Adam
Pendapat Aswaja : Istri nabi Adam adanlah ibu seluruh bani adam dan bukan pelaku syirik
Dalilnya : Sunnah rasulullah dan Alquran Sudah jelas.
Pendapat Wahabi : “Sesungguhnya syirik itu berlaku kepada Hawwa.”.
Rujukannya : kitabnya al-Din al-Khalis ( لاخلاص لادين ), juzuk 1, .140 dan 160, cetakan Dar al- Kutub al-„Ilmiyyah
27.Persoalan apakah umat muslim terhukum kafir
Pendapat Aswaja : Tidak semua bisa dihukum kafir musyrik karna lalai dalam ibadah atau karna kesalahan yang tidak disengaja sesungguhnya manusia itu tidak luput dari sipat lalai dan salah.kecuali dia keluar dari islam atau mendustakan Allah.
Pendapat Wahabi : Muhammad bin „Abd al-Wahhab berkata: Aku membawa kepada kamu semua agama yang baru dan manusia selain pengikutku adalah kafir musyrik.” dalilnya : kitabnya al-Durar al-Saniyyah Fi al-Radd „Ala al-Wahhabiyyah ( لاوهابية على لارد في لاسنية لادرر ), surat 42“
Demikian sebagian contoh yang dapat penulis kemukakan. ada byk sekali perbedaan antara keduanya..terutama memahami perkara Bid`ah walaupun keduanya sama sama sepakat mengakui adanya Bid`ah dan pada uraian ini hanya sekedar bahan renungan kita atas hujah hujah para Ulama Ahlsuunnah wal jama`ah dan Wahabi.dan pada Akhirnya..silahkan anda analisa sendiri apa yang anda anggap benar dan menyimpang dan dari uraian diatas sbenarnya cukup terlihat.perbedaannya dalam hujah satu sisi..dgn hadist dan qur`an, disisi lain dgn kitab Ulama pemimpin mereka yang bisa anda lihat sendiri kitab Aslinya.jika anda berada di Arab silahkan kunjungi Perpustakaan kerajaan saudi dan buku buku agama golongan wahabi di pusat perbelanjaan di jeddah dan syukur jika terdapat di indonesia.
HATI HATI DENGAN PAHAM WAHABI SALAFI..HALUS TAPI MENYESATKAN UMAT SAMA DENGAN SEKTE SYIAH.
UCAPKAN “SAY NO TO WAHABISME ANDA SYIAH.”
Salam Ukhuwah.
By. Von Edison Alouisci

ASWAJA (AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH) ADALAH GOLONGAN RASULULLAH


Penulis dan Analisis Sejarah oleh Von Edison Alouisci

Awal Munculnya Aswaja.

Aswaja (ahlussunnah wal jama`ah sesungguhnya identik dengan pernyataan nabi "Ma Ana 'Alaihi wa Ashabi" seperti yang dijelaskan sendiri oleh Rasululloh SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud bahwa :"Bani Israil terpecah belah menjadi 72 Golongan dan ummatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan, kesemuanya masuk nereka kecuali satu golongan". Kemudian para sahabat bertanya ; "Siapakah mereka itu wahai rasululloh?", lalu Rosululloh menjawab : "Mereka itu adalah Maa Ana 'Alaihi wa Ashabi" yakni mereka yang mengikuti apa saja yang aku lakukan dan juga dilakukan oleh para sahabatku.

artinya..perbuatan dan tindak tanduk Rasulullah dan sahabat..maka ia di sebut golongan Aswadul adzom.

Di wilayah sejarah, proses pembentukan Aswaja terentang hingga zaman al-khulafa’ ar-rasyidun, yakni dimulai sejak terjadi Perang Shiffin yang melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA dengan Muawiyah. Bersama kekalahan Khalifah ke-empat tersebut, setelah dikelabui melalui taktik arbitrase (tahkim) oleh kubu Muawiyah, ummat Islam makin terpecah kedalam berbagai golongan seperti dijelaskan diatas .
Di antara kelompok-kelompok itu, adalah sebuah komunitas yang dipelopori oleh Imam Abu Sa’id Hasan ibn Hasan Yasar al-Bashri (21-110 H/639-728 M), lebih dikenal dengan nama Imam Hasan al-Bashri, yang cenderung mengembangkan aktivitas keagamaan yang bersifat kultural (tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha mencari jalan kebenaran secara jernih. Komunitas ini menghindari pertikaian politik antara berbagai faksi politik (firqah) yang berkembang ketika itu. Sebaliknya mereka mengembangkan sistem keberagamaan dan pemikiran yang sejuk, moderat dan tidak ekstrim. Dengan sistem keberagamaan semacam itu, mereka tidak mudah untuk mengkafirkan golongan atau kelompok lain yang terlibat dalam pertikaian politik ketika itu.

pengikut Ahlussunnh wal jama`ah sesungguhnya

Seirama waktu, sikap dan pandangan tersebut dalam uraiaj diatas diteruskan ke generasi-generasi Ulama setelah beliau, di antaranya Imam Abu Hanifah Al-Nu’man (w. 150 H), Imam Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi’i (w. 204 H), Ibn Kullab (w. 204 H), Ahmad Ibn Hanbal (w. 241 H), hingg tiba pada generasi Abu Hasan Al-Asy’ari (w 324 H) dan Abu Mansur al-Maturidi (w. 333 H).

Kepada dua ulama terakhir inilah permulaan faham Aswaja sering dinisbatkan; meskipun bila ditelusuri secara teliti benih-benihnya telah tumbuh sejak dua abad sebelumnya. Perkataan Ahlussunah wal Jama’ah kadang-kadang dipendekkan menyebutnya dengan Ahlussunah saja, atau Sunny saja dan kadang-kadang disebut ‘Asy’ari atau Asya’irah, dikaitkan kepada guru besarnya Abu Hasan ‘Ali al Asy’ari.

Berkata Sayid Mutadha az Zabidi, pengarang kitab “Ittihaf Sadaatul Muttaqin”, yaitu kitab yang mensyarah kitab “Ihya Ulumuddin”, karangan Imam Ghazali :
Artinya : Apabila disebut “Ahlussunah wal Jama’ah” maka yang dimaksudkan dengan ucapan itu ialah paham atau fatwa-fatwa yang disiarkan oleh Imam Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi (I’tihaf jilid II, halaman 6).

“Apabila disebut nama Ahlussunnah secara umum, maka maksudnya adalah Asya’irah (para pengikut faham Abul Hasan al-Asy’ari) dan Maturidiyah (para pengikut faham Abu Manshur al-Maturidi” (Ithaf Sadat al-Muttaqin, Muhammad Az-Zabidi, juz 2, hal. 6.)

“Adapun hukumnya (mempelajari ilmu aqidah) secara umum adalah wajib, maka telah disepakati ulama pada semua ajaran. Dan penyusunnya adalah Abul Hasan Al-Asy’ari, kepadanyalah dinisbatkan (nama) Ahlussunnah sehingga dijuluki dengan Asya’irah (pengikut faham Abul Hasan al-Asy’ari)” (Al-Fawakih ad-Duwani, Ahmad an-Nafrawi al-Maliki, Dar el-Fikr, Beirut, 1415, juz 1, hal. 38).

“Begitu pula menurut Ahlussunnah dan pemimpin mereka Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi” (Al-Fawakih ad-Duwani, juz 1 hal. 103)

“Dan Ahlul-Haqq (orang-orang yang berjalan di atas kebenaran) adalah gambaran tentang Ahlussunnah Asya’irah dan Maturidiyah, atau maksudnya mereka adalah orang-orang yang berada di atas sunnah Rasulullah Saw., maka mencakup orang-orang yang hidup sebelum munculnya dua orang syaikh tersebut, yaitu Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi” (Hasyiyah Al-’Adwi, Ali Ash-Sha’idi Al-’Adwi, Dar El-Fikr, Beirut, 1412, juz 1, hal. 105)

“Dan yang dimaksud dengan ulama adalah Ahlussunnah Wal-Jama’ah, dan mereka adalah para pengikut Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi radhiyallaahu ‘anhumaa (semoga Allah ridha kepada keduanya)” (Hasyiyah At-Thahthawi ‘ala Maraqi al-Falah, Ahmad At-Thahthawi al-Hanafi, Maktabah al-Babi al-Halabi, Mesir, 1318, juz 1, hal. 4)

DALAM LITETUR SEJARAHNYA..TIDAK ADA SATUPUN PENJELASAN BAHWA AHLUSSUNNAH ITU NISBAH KEPADA MUHMMAD BIN ABDUL WAHAB PENDIRI WAHABI SALAFI ATAU DULU DIKENAL DENGAN NAMA SEKTE MU`AWIDDUN

Nama wahabi tidak dikenal sama sekali dan baru muncul abad ke 17.dan lagi pula nisbahnya ke muhmmad bin abdul wahab.Jika pengiku wahabi salafi mengaku ' AHLUSSUNNAH BERMANHAJ SALAF"
tentu tidak akan nisbah ke muhammad bin abdul wahab yang jaraknya amat jauh dari generasi awal.
dan ini artinya Ahlussunnah versi wahabi berbeda Maksudnya walau mengatas namakan Ulama salaf karna jelas mereka justru memahami Sunnah memalalui akal Ijtihad muhmmad bin abdul wahab terlebih dahulu.sedangkan aswaja langsung memahami sunnah pada kajian Ulama besar aswaja yang rata rata memang Ulama salaf dan tentunya lebih ORIGINAL ( tidak dikurangi dan tidak pula di lebih lebihkan) .

Untuk memahami sunnah sebenarnya agar tetap benar..maka HUKUM SANAD adalah
NOMOR SATU karna jika keluar dari kaidah sanad maka gurunya adalah syetan,mengada ada.. bisa berkurang dan bisa di tambah tambahi guna untuk melancarkan agar ajarannya diterima sebagimana sekte yang keluar dari al jama`ah dan tentu hal begini meragukan (subhat ). ajaran yang subhat begini..namanya juga subhat(meragukan)..harus di tinggalkan kalau tak ingin makin dalam Rusak pemahaman.Sesunghya syetan dan dajal itu menciptakan perkara perkara subhat, dan yang salah kelihatan benar dan yang benar kelihatan salah dan hanya Insan Insan yang JELI bisa membedakan.dan itu di dorong dengan Ilmu yang didapat dari jalan SANAD,bukan menduga duga dengan akal sendiri benar atau salahnya.ingat,yang dirasa masuk akal belum tentu benar.dan yang dianggap benar belum tentu masuk akal.(ajaran syetan).sesungguhnya aga,a ini kokoh bukan karna akal pribadi melainkan DALIL yang jelas dan tidak subhat..dan tentunya dalil ini hanya di dapat dari Dokument asli. dan uraiaan Ulama bersanad.dan sekali lagi ingatklah bahwa hukum sanad itu sesungguhnya MENGUTAmaKAN AMANAH generasi sebelumnya dan kebaranian luas biasa di bawah Sumpah' DEMI ALLAH dengan siap dalam setiap RESIKO"

lihatlah perkataan Ulama salaf :

berkata Imam Syafii : “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu”
(Faidhul Qadir juz 1 hal 433).

berkata pula Imam Ibnul Mubarak : “Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad” (Faidhul Qadir juz 1 hal 433).

dan sebagAi bahan pertimbangan maka perlu juga diperhatikan..hal hal berikut JIKA MEMANG MENGIKTI JEJAK RASULULLAH :

Rasulullah shallallah alayhi wa aalihi wa sallam bersabda,” Barangsiapa yang memisahkan diri dari Al jamaaah ( Khilafah Islam ), maka ia mati sebagaimana bangkai jahiliyyah “ ( H.R. Muslim ).

Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung pada jamaah mayoritas.Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950), Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168). “Barangsiapa yang menolak sunnahku maka bukan dari golonganku” (Shahih Bukhari).

Segala puji bagi Allah dan kemuliaan Nabiku Muhammad bin abdullah..Alhamdulillah sampai sekarang Aswaja berdiri KOKOH dan tetap menjadi kelompok besar walau banyak tantangan untuk menjaga eksistensinya di dunia Islam.INTAHA.

Sumber : makalah pribadi