Monday, July 15, 2013

Niat Puasa: RAMADHANA / RAMADHANI ?

Niat Puasa: RAMADHANA / RAMADHANI ?

 (وَكَمَالُهَا) أَيِ النِّيَّةِ فِي رَمَضَانَ (أَنْ يَنْوِيَ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ للهِ تَعَالَى) بِإِضَافَةِ رَمَضَانَ اهـ (فتح الوهاب – ج 1 / ص 207)

Niat dalam lafadz Ramadlan diidlafahkan (digabung) dengan kalimat sesudahnya. Dan sudah menjadi ketentuan dalam ilmu gramatika Arab (Nahwu) bahwa Isim Ghairu Munsharif –termasuk Ramadlan karena terdapat tambahan alif dan nun sebagai illatnya- jika diidlafahkan maka tidak lagi menjadi Ghairu Munsharif, tetapi berlaku sebagaimana isim mu’rab lainnya, sebagaimana nadzam Alfiyah:

 وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ مَا لَمْ يُضَفْ اَوْ يَكُ بَعْدَ اَلْ رَدِفْ

 “isim Ghairu Munsharif alamat jar-nya adalah fathah, selama tidak diidhafahkan (digabung dengan kalimat lain seperti dalam niat puasa diatas) atau tidak bertemu dengan Al”

 Kami sewaktu mondok di al-Falah Ploso, Kediri, ketika mengucap niat pun dengan membaca RAMADHANI. Sedangkan niat dengan lafadz RAMADHANA sudah terlanjur masyhur di televisi. Namun tidak mempengaruhi keabsahan niat, tapi seandainya ada orang ahli Nahwu, ia akan tersenyum kecut mendengar seperti itu….

 Oleh: Ustadz Muhammad Ma'ruf Khozin (Ketua LBM NU Surabaya / Narasumber Hujjah Aswaja TV-9)

No comments:

Post a Comment